Biog
rafi Joko Widodo (Jokowi)- Presiden Indonesia ke 7- Salah satu tokoh
yang fenomenal pada tahun 2013 dan 2014 adalah sosok Joko Widodo atau
yang lebih dikenal dengan nama Jokowi. Figurnya mulai menarik publik
saat menjabat walikota Surakarta, makin melejit saat media menyorot
keinginannya untuk memajukan mobil produksi dalam negeri merek Esemka
dan semua prestasinya membawanya naik perlahan ke jabatan Presiden.
Beliau lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo di
Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 dan merupakan anak sulung dan
putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik
perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati. Sebelum
berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono. Ayahnya berasal
dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa
di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso
yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.
Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek
payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah
dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih
untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari
ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun. Jokowi
kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran
yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara
berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota
Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.
Pendidikan Joko WidodoSetelah lulus SD, ia kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika ia lulus SMP,
ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga
pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Jokowi menikah dengan Iriana di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan
memiliki 3 orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988), Kahiyang Ayu
(1991), dan Kaesang Pangarep (1995).
Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan
Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini
dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan
teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul
skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di
Kodya Surakarta".
Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh,
dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo,
Aceh Tengah. Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya
yang sedang hamil tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan
bekerja di usaha milik Pakdenya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati.
Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama
CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat
berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak
dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal
Rp 30 juta dari Ibunya.
Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya
panggilan yang populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan
kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang
membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya
untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia
politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota
yang bersahabat untuk penghuninya
Karir Politik
Wali Kota SurakartaPada pilkada kota
Solo pada tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju
sebagai calon wali kota Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan
tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62%. Setelah terpilih,
dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo yang
sebelumnya buruk penataannya dan menghadapi berbagai penolakan
masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami
perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri. Berkat
pencapaiannya ini Jokowi terpilih kembali sebagai Wali Kota Surakarta
pada tahun 2010 dengan persentase suara sebesar 90,09%.
Program-program yang dilakukan: Rebranding Solo, Mendamaikan Keraton
Surakarta, Penataan pedagang kaki lima, Pembenahan transportasi umum,
Hari bebas kendaraan bermotor, Pembenahan pendidikan dan kesehatan, Solo
Techno Park dan Mobil Esemka
Gubernur DKI JakartaJokowi diminta secara pribadi oleh
Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada
Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf
Kalla meminta dukungan dari
Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Sementara itu
Prabowo Subianto
juga melobi PDI Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi sebagai calon
gubernur karena membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa mengajukan Calon
Gubernur. Pada saat itu, PDI Perjuangan hampir memilih untuk mendukung
Fauzi Bowo dan Jokowi sendiri hampir menolak dicalonkan. Sebagai
wakilnya, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan
mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat
mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur. Hitung cepat yang
dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan
sehari setelah itu, memperlihatkan Jokowi memimpin.
Setelah
pemungutan suara putaran kedua, hasil penghitungan cepat Lembaga Survei
Indonesia memperlihatkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai pemenang dengan
53,81%. Sementara rivalnya, Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli mendapat 46,19%.
Program-program:
Pengambilalihan Sumber Daya Air, Peningkatan upah
minimum provinsi, Pembenahan transportasi umum, Pendirian PT
Transjakarta, Rencana akuisisi Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta
(PPD), Pengandangan Metromini dan Kopaja, Peluncuran bus tingkat wisata,
Enam ruas jalan tol dalam kota, Mobil murah, Rotasi jabatan, Lelang
jabatan, Pembenahan saluran air, Normalisasi Waduk Pluit, Normalisasi
Waduk Ria Rio, Penataan permukiman kumuh, Kampung deret, Pembangunan dan
relokasi ke rumah susun, Relokasi warga penghuni waduk, Pembenahan
pendidikan dan kesehatan, Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar,
Razia topeng monyet, Pembangunan RSUD Pasar Minggu, Peresmian Rumah
Sakit Pekerja
Presiden RISetelah terpilih sebagai
Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya
yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, seperti yang
ditunjukkan melalui program "blusukan" untuk memeriksa keadaan di
lapangan secara langsung.Akibatnya, Jokowi merajai survei-survei calon
presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya,sehingga muncul wacana untuk
menjadikannya calon presiden.Namun, selama berbulan-bulan wacana
tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan Jokowi di PDIP harus
disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan ia menegaskan
baru akan menentukan calon setelah pemilihan umum legislatif pada bulan
April.
Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis
langsung surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan
Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat
tersebut untuk maju sebagai calon presiden Republik Indonesia dalam
pemilihan umum presiden Indonesia 2014.Ia juga mengungkapkan kesiapannya
sembari mengucap "bismillah" dan mencium bendera merah putih di rumah
Si Pitung.Selepas pengumuman ini, indeks IHSG melesat 152,47 poin
menjadi 4.878,64,sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat menguat hingga angka 11,386.Pencalonan Jokowi juga diperkirakan
dapat mendongkrak suara PDIP hingga 30% dalam pemilu legislatif. Namun,
hasil hitung cepat menunjukkan bahwa suara PDIP gagal mencapai 20%.
Lima hari setelah deklarasinya, pada tanggal 19 Maret 2014 Joko
Widodo digugat oleh Tim Advokasi Jakarta Baru di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Ia dinilai melanggar hukum perdata karena meninggalkan
jabatannya sebagai gubernur sebelum merealisasikan janji-janjinya untuk
melaksanakan program kerakyatan. Namun, Menteri Dalam Negeri Gamawan
Fauzi mengkonfirmasi bahwa pencapresan Jokowi tidaklah melanggar hukum.
Ia berhak maju dan akan dengan mudah mendapat izin dari Presiden tanpa
harus mengundurkan diri karena sudah diatur dalam Undang Undang No 47
Tahun 2008 mengenai Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Seorang
kepala daerah yang hendak maju dalam Pemilihan Presiden harus mengajukan
surat permintaan izin kepada Presiden dan Gamawan Fauzi tidak merasa
memiliki alasan untuk menghalanginya.
Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf Kalla akan
menjadi calon wakil presidennya. Pengumuman sekaligus deklarasi tersebut
berlangsung di Gedung Joeang 45 di Menteng, Jakarta.Pencalonan tersebut
didukung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai
NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.Pada hari yang
sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di Komisi Pemilihan
Umum.
Joko Widodo memenangi Pemilu 2014 atas lawan politiknya dari koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.
Tanggal 20 oktober 2014, sosok wong cilik yang dikenal dengan gaya
blusukannya ini secara resmi di lantik sebagai Presiden Republik
Indonesia ke-7. Hari yang begitu bersejarah untuk bangsa Indonesia
dimana banyaknya masyarakat yang ikut merayakan pengangkatan Presiden
ketuujuh ini. Tidak hanya dalam kalangan masyarakat biasa, beberapa
artis pun ikut merayakan dengan menggelar acara konser salam 3 jari di
Monas, Jakarta.
Pelantikan menteri-menteri pada kabinet Jokowi dilaksanakan pada
tanggal 27 Oktober 2014, seminggu setelah pelantikannya sebagai
presiden. Orang-orang yang direkrut untuk menjadi menteri adalah
tokoh-tokoh yang dipercaya mampu mengemban amanat beliau untuk melakukan
revolusi mental. Demikian biografi singkat Joko Widodo.
Susunan Menter- di kabinet Joko Widodo
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral: Sudirman Said
Menteri Pariwisata: Arief Yahya
Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indroyono Soesilo
Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago
Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi
Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara
Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H Laoly
Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
Menteri Koordinator Bidang Polhukam: Tedjo Edy Purdijatno
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofjan Djalil
Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
Menteri BUMN: Rini M Soemarno
Menteri Koperasi dan UMKM: Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga
Menteri Perindustrian: M Saleh Husin
Menteri Perdagangan: Rachmat Gobel
Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
Menteri PU dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadi Muljono
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
Menteri Agama: Lukman Hakim Saefuddin
Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek
Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohanan Yambise
Menteri Kebudayaan dan Pedidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi: M Nasir
Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Ja’far